Palestina adalah sebuah nama untuk
menyebut wilayah Barat Daya negeri Syam. Sebuah wilayah yang terletak di bagian
barat benua Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di
titik strategis penting, karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia
dan Afrika, di samping sebagai sentra yang mempertemukan wilayah dunia Islam.
Nama klasik yang terkenal untuk
sebutan negeri ini adalah “tanah Kan’an”, karena yang pertama kali bermukim di
sini yang dikenal dalam sejarah adalah bangsa Kan’an, mereka datang dari
Jazirah Arab sekitar 2500 tahun S.M. Adapun nama Palestina sendiri diambil dari
salah satu bangsa-bangsa pelaut, kemungkinan mereka datang dari daerah barat
Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad ke 12 S.M. Nama ini diketemukan
diukiran Mesir dengan nama “Ba Lam Sin Ta, PLST”. Adapun penambahan Nun “N”
kemungkinan untuk menunjukan kata plural atau jama’. Mereka bermukim di
wilayah-wilayah pesisir dan berasimilasi dengan orang-orang Kan’an dalam waktu
yang tidak terlalu lama. Namun orang-orang Kan’an memberikan nama buat tanah
wilayah tersebut dengan nama mereka (orang-orang Palestina).
Mengenai bentuk dan batas-batas
wilayah Palestina pada zaman dahulu belum dikenal secara konkrit seperti
sekarang, kecuali pada masa penjajahan Inggris atas Palestina tahun 1920-1923.
Dalam perjalanan sejarahnya, penetapan batas wilayah ini terkadang menyempit
dan meluas, namun secara umum ada hal yang konstan tentang wilayah ini bahwa ia
tetap terletak di antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Jordan sebagai
bagian dari wilayah negeri Syam.
Sangat sulit menetapkan batas-batas
wilayah Palestina secara historis, karena kajian yang kami lakukan di sini
tidak mengarah kepada kajian yang bersifat tafsili daqiq (rinci dan
detail). Namun demikian kami akan membahas sekilas tanda-tanda perkembangan
historis terpenting bagi batas-batas ini. Pada masa Bizantium, dan sampai
pertengahan abad IV masehi, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga daerah
administratif, yaitu:
1. Palestina I: Batas
wilayah ini meliputi sebelah utara mulai dari selatan gunung Karmel dan padang
Ibnu Ameer, sebelah selatan berupa garis yang membentang dari selatan Rafah ke
arah timur sampai pertengahan Laut Mati. Perbatasan timur wilayah ini meliputi
bagian-bagian timur Yordania, garis perbatasannya melewati selatan Bisan dan
membelah sungai Yordan yang mengelilingi wilayah antara Ajlon untuk sebelah
utara dan ujung Laut Mati untuk sebelah tenggara. Yang menjadi jantung
Palestina I ketika itu adalah kota Qasariyah yang meliputi kota al Quds,
Nablus, Yafa, Gaza dan Asqalan.
2. Palestina II:
Wilayah ini meliputi pegunungan el Jalil, Maraj Ibn Ameer dan dataran-dataran
tinggi yang membentang ke arah timur dari danau Thabriyah, yakni
wilayah-wilayah bagian timur Yordania dan Suriyah sekarangn ini.
3. Palestina III:
Wilayah ini mencakup daerah-daerah yang terletah di sebelah selatan garis Rafah
– Laut Mati, sampai Teluk Aqabah. Wilayah ini berpusat di kota al-Betraa yang
sekarang ini terletak di wilayah bagian timur Yordania.1
Ketika Palestina masuk di bawah
pemerintahan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab radiyallahu ‘anhu
maka dianggap sebagai bagian dari negeri Syam. Saat itu negeri Islam dibagi
menjadi tujuh wilayah, dan Syam adalah salah satu dari ketujuh wilayah
tersebut. Pada masa khulafaur Rasyidin, secara administratif negeri Syam
terbagi menjadi beberapa kota administratif, yakni kota administratif Himsh,
Damaskus, Palestina dan Yordania.
Sedang pada masa kekhalifahan Bani
Umayah ditambah kota administratif yang kelima, yaitu kota administratif
Qanisrain. Wilayah kota administratif Palestina membentang dari Rafah yang
berbatasan dengan Sinai sampai ke el Lajun, yaitu sebuah kota yang terletak
setelah 18 kilometer barat laut kota Jenin. Wilayah administratif Palestina
beribukotakan Alladu sampai akhirnya Sulaiman bin Abdul Malik menjadi wali
wilayah ini pada masa kekhalifahan saudaranya, Khalifah Alwalid bin Abdul
Malik, pada tahun 86 – 97 Hijriah. Kemudian Sulaiman memerintahkan pembangunan
kota Remlah yang kemudian menjadi ibukota wilayah ini.
Selanjutnya Palestina menjadi
wilayah yang terlepas berdiri sendiri pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah,
yaitu setelah masa pemerintahan Abu Abbas al Sifah dengan Remlah tetap menjadi
sentral pemerintahan. Setelah terlepas berdiri sendiri, Palestina terbagi
menjadi 12 Kurah (kota). Yaitu Remlah, Eilia (al Quds), Amwas, Alladdu, Yabna,
Yafa, Qaisariya, Nablus, Sabastiyan, Asqalan, Gaza, Beit Jabrain serta
bergabung ke dalamnya wilayah pinggiran, Zagar, Diyar Qaum, Lud, Syara dan
pegunungan hingga Aila di Teluk Aqabah.
Adapun kota administratif Yordania,
berdasarkan fakta-fakta kontemporer, sekarang ini menjadi bagian wilayah timur
Yordania, wilayah utara Palestina dan selatan Lebanon. Ketika itu, Yordania
merupakan kota anministratif terkecil dari negeri Syam yang berpusat (ibukota)
Thabriya, yang terdiri dari 13 Kurah. Yaitu Thabriya, Samira, Bisan, Fuhl,
Jursy, Beit Ras, Jadr, Abil, Susiya, Shafwariya, Aka, Qadas (utara Shafad) dan
Shur.
Pada masa pemerintahan Mamalik (th
1250 – 1517), secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa wilayah
perwakilan (niyabah). Wilayah Palestina terdiri dari tiga niyabah, yaitu
Shafad, al Quds dan Gaza. Niyabah Shafad meliputi wilayah dari utara Palestina
dan selatan Lebanon sampai ke sungai Lithani. Pada masa kekhalifahan Turki
Utsmani di Syam (th 1516 – 1918), negeri ini terbagi menjadi tiga iyalah
(distrik), yaitu iyalah Damaskus, Halb dan Tharablus. Setiap iyalah
terdiri dari beberapa daerah administratif yang disebut sanajiq. Ketika
itu sanajiq Nablus, Gaza, al Quds, Lajun dan Shafad berada dalam iyalah
Damaskus. Sanajiq Nablus meliputi bagian-bagian wilayah timur Yordania.
Ketika dibentuk iyalah baru Shaida pada tahun 1660, masuk dalam distrik
ini wilayah Shafad yang kemudian sentral pemerintahan berpindah ke Aka
pada tahun 1777. Setelah itu turut bergabung dalam iyalah Shaida kota al Quds,
Nablus dan Balqa. Dan ketika terbit sistem kewilayahan baru pada tahun 1864
iyalah Shaida bergabung dalam wilayah (propinsi) Suriah. Dan ketika dibentuk
wilayah (propinsi) Beirut pada tahun 1887, Aka, Balqa dan tiga kota lainya
pisah dari wilayah Suriah membentuk propinsi-propinsi (wilayah) baru. Wilayah
Beirut membentang sampai penghujung jalan antara Nablus dan al Quds, yang
mencakup kota Aka dan Balqa yang berpusat di Nablus yang meliputi pinggiran
Jenin, Bani Sha’b, Jamain dan Salth. Saat itu kota Aka mencakup pinggiran
Haifa, Nashira, Thabriya dan Shafad. Wilayah-wilayah utara Palestina ini masih
tetap menjadi bagian wilayah Beirut sampai tahun 1914. Sedangkan distrik
al Quds, melihat dari urgensi dan kekhawatiran Daulah Utsmaniyah dari ketamakan
zionis Yahudi, serta masuknya campur tangan negara asing dalam urusan al Quds,
pihak daulah memisahkannya dari Propinsi Suriah, dan dinyatakan sebagai wilayah
otonomi yang berdiri sendiri dan langsung terikat oleh pemerintah pusat sejak
tahun 1874. Wilayah ini meliputi bagian tengah dan selatan Palestina, yang
diikuti wilayah pinggiran al Quds, Yafa, Gaza dan Hebron (al Khalil). Pada
tahun 1909 dibangun pinggiran Bi’r Sebaa yang sebelumnya merupakan bagian dari
pinggiran Gaza. Melihat kuatnya kekuasaan al Quds, beberapa kali terjadi
penggabungan wilayah Nablus (Balqa’) juga pinggiran Nashira selama tahun 1906 –
1909. Kekuasaan otonomi al Quds ini terus berlanjut hingga akhir kekhalifahan
Daulah Utsmaniyah.2
Dari pembahasan yang agak melebar
tentang batas-batas geografis Palestina ini, kami sebenarnya hanya ingin
menegaskan beberapa makna:
- Bahwa penamaan Palestina adalah penamaan sudah ada sejak lama (klasik). Yang secara ghalib meliputi daerah antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Yordan.
- Bahwa Palestina adalah wilayah bagian dari negeri Syam. Karenanya, pembagian wilayah secara administratif, penamaan wilayah-wilayah, perluasan sebagian wilayah dan penyempitan sebagian yang lain, tidak pernah mempengaruhi perasaan penduduk aslinya, bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari umat Islam yang utuh. Bahwa loyalitas mereka kepada pemerintah takkan pernah goyah selama pemerintahnya adalah muslim.
- Bahwa pembagian wilayah secara administratif tidak lain hanyalah pembagian secara tekhnis belaka, untuk membudahkan kontrol yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah dalam rangka mengelolah propinsi-propinsi yang ada. Bahwa perubahan itu tidak memberikan dampak sensitif apapun pada masyarakat umum. Bahwa perubahan ini terjadi sebagaimana terjadi pada negeri manapun saat ini. Mulai dari perluasan, penyempitan atau penamaan kembali terhadap propinsi-propinsi, distrik dan yang sejenisnya tanpa harus merombak esensi kehidupan manusia. Oleh karena itu, hal yang alami apabila wilayah utara Palestina menjadi bagian kota Yordania, juga wilayah-wilayah timur Yordania menjadi bagian Palestina. Kemudian wajar juga bila terjadi wilayah-wilayah utara Palestina menjadi bagian wilayah (propinsi) Beirut, atau kota Nablus menjadi pusat propinsi Balqa’, dan seterusnya.
- Bahwa perasaan dan wawasan sempit dan terkungkung tidak pernah terjadi di antara mayarakat negeri Syam (dan kaum muslimin secara umum). Bahwa kebebasan untuk berpindah-pindah, bergerak, bermukim, bekerja dan kepemilikan adalah hal yang wajar dan alami yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat negeri Syam tanpa ada perasaan sempit dan terikat.
- Bahwa pembatasan-pembatasan berdasarkan territorial serta status kebangsaan berdasarkan domisili wilayah sangat jauh dari kehidupan masyarakat muslim sepanjang masa pemerintahan Islam sampai akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. Benih-benih kebangsaan dan nasionalisme sempit tidak pernah tumbuh kecuali setelah jaman penjajahan Barat. Namun sayang sekali hal itu tidak mengakar, kecuali dengan munculnya negara-negara domestik Arab dan negara-nagara Islam yang berdiri sendiri.
Telah menjadi kebiasaan orang-orang
Arab menyebut tanah Palestina dengan nama Suriah Selatan. Ini tidak lain karena
adanya anggapan bahwa Palestina merupakan bagian dari Suriah (negeri-negeri
Syam). Pada masa pemerintahan Arab di Damaskus (sejak awal Oktober 1917 sampai
Juli 1920), Palestina – meskipun dijajah Inggris – menjadi perwakilan dalam
muktamar umum Suriah. Bahkan surat kabar Arab yang pertama kali terbit setelah
penjajahan Inggris mengusung nama Suriah Selatan (Suriya al Janubiyah).
Kebanyakan tokoh-tokoh Palestina berada di Suriah (Damaskus), diantaranya
adalah para wakil dalam muktamar Suriah yang memproklamirkan kemerdekaan Suriah
pada tanggal 8 Maret 1920. Nama ini tidak pernah lenyap dari Palestina kecuali
setelah pertempuran Meislon, penjajahan Perancis atas Suriah dan jatuhnya
pemerintahan Arab di Suriah pada Juli 1920.3
Di bawah kolonialisme Inggris,
perbatasan antara Palestina dengan Lebanon di satu pihak dan Lebanon dengan
Suriah di pihak lain. Ini berdasarkan perjanjian Inggris – Perancis yang
diadakan pada 23 Desember 1920, yang kemudian ada beberapa perubahan pada tahun
1922 -1923. Adapun perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania
ditetapkan oleh perutusan Palestina dan wilayah timur Yordania pada awal
September tahun 1922. Dengan penetapan perbatasan ini, maka luas wilayah
Palestina mencapai 27009 kilometer persegi, yang membentang antara garis 29 300
dan 33 150 lintang utara, dan antara garis 34 150 dan 35
400 bujur timur. Panjang perbatasan Palestina dengan wilayah timur
Yordania mencapai 360 kilometer, dengan Suriah mencapai 70 kilometer, dengan
Lebanon mencapai 79 kilometer dan dengan Mesir mencapi 210 kilometer. Sedang
pantai Palestina di Laut Tengah panjangnya mencapai 224 kilometer.
5000-3000SM
|
Bermukimnya kaum Arab Kan’an di
kawasan Palestina dan kawasan itu dinamai “Tanah Kan’an”
|
3000-2500SM
|
Bermukimnya kabilah2 Arab Amuri di
Kan’an
|
1805 SM
|
Nabi Ibrahim hijrah dari Irak ke
Kan’an
|
1606 SM
|
Migrasi keturunan Nabi Ibrahim
dari Kan’an ke Mesir
Catatan: keturunan Nabi Ibrahim ada dua, Ismail dan Ishaq.
Keturunan Nabi Ismail ber-ras Arab (dan berujung pada Nabi Muhammad), dan
keturunan Nabi Ishaq ber-ras Yahudi
|
1300 SM
|
Hijrahnya bangsa Palestina dari
kepulauan Kert dan Lautan Egee (di Mediterania, antara semenanjung Balkan dan
Anatoli/Asia Kecil) ke kawasan Kan’an, dan mereka bercampur dgn orang2 Arab
asli penghuni Kan’an, lalu akhirnya kawasan itu berubah nama menjadi
Palestina.
|
985 SM
|
Berdirinya kerajaan Nabi Daud
(ras: Yahudi)
|
933 SM
|
Berakhirnya kerajaan Nabi Sulaiman
(ras: Yahudi) dan terpecah2nya kerajaan ini.
|
732 SM
|
Dinasti Assuria (Irak) berkuasa di
Palestina
|
608 SM
|
Bangsa Mesir berkuasa di Palestina
|
605 SM
|
Berkuasanya Caldea (dari jazirah
Arab) di kawasan Syam (termasuk Palestina)
|
586 SM
|
Kekuasaan Caldea runtuh dan 5000
Yahudi diasingkan ke Babilonia (Irak)
|
538 SM
|
Cyrus, Kaisar Persia, berkuasa di
Syam (yang meliputi juga Palestina)
|
332 SM
|
Alexander Macedonia menyerang
Palestina
|
63 SM
|
Masuknya orang Romawi ke Palestina
|
135 M
|
Pemberontakan kaum Yahudi ditumpas
oleh pasukan Romawi
|
267 M
|
Pendudukan Palestina oleh Ratu
Zanubia dari Kerajaan Tadmur (Palmyre, di kawasan Syam)
|
272 M
|
Kekuasaan Tadmur berakhir dan
Romawi kembali berkuasa di Palestina
|
614 M
|
Palestina dikuasai oleh Khousru
Parviz, raja Iran dari dinasti Sasania
|
628 M
|
Romawi kembali berkuasa di
Palestina
|
634-636 M
|
Masa penaklukan wilayah Palestina
oleh pasukan muslim
|
636-1099 M
|
Pemerintahan Islam berkuasa di
Palestina silih berganti, mulai dari Umawiyah, Abbasiah, hingga Fathimiah.
|
1099M
|
Pasukan Salib menyerang Palestina
|
1188 M
|
Perang Hathin antara pasukan
muslim di bawah pimpinan Salahuddin Al Ayyubi melawan pasukan Salib
|
1260 M
|
Perang antara Dinasti Mamaluk
(Mesir, penerus kekuasaan Al Ayyubi) melawan pasukan Tatar (Mongol)
|
1291 M
|
“Pembersihan akhir” pasukan Salib
dari wilayah Palestina oleh pasukan Mamaluk
|
1516 M
|
Dimulainya pemerintahan Ottoman di
Palestina dan kawasan2 Arab di sekitar Palestina, berlangsung hingga 400
tahun kemudian
|
1914-1917 M
|
Perang Dunia I meletus dan
berakhir dgn kekalahan imperium Ottoman, wilayah kekuasaan Ottoman pun
dibagi2 oleh Inggris dan Perancis. Palestina menjadi ’jatah’ Inggris.
|
2 Nov 1917
|
Deklarasi Balfour dirilis. Isi:
dukungan Inggris bagi pembentukan negara Israel di kawasan Palestina.
|
Januari 1918
|
Seluruh kawasan Palestina jatuh ke
tangan pasukan Sekutu yg dipimpin Jenderal Allenby (asal Inggris, keturunan
Yahudi). Di kota Al Quds, dia mengucapkan kalimat, ”Hari ini, perang salib
telah berakhir.”
|
1 Januari 1920
|
Kantor pemerintahan Inggris di
Palestina (British Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl
Herbert Samuel (keturunan Yahudi)
|
30 Januari 1922
|
Kongres AS menyetujui dukungan
trhdp pendirian Israel di Palestina (disebut sebagai Deklarasi
Balfour-Amerika)
|
23-29 Agts 1929
|
Pemberontakan org2 Palestina,
memprotes aksi kekerasan pemuda2 Yahudi. Dikenal sebagai ”Kebangkitan Dinding
Ratapan”.
|
20 Nov 1935
|
Izzudin Qassam, pemimpin kelompok
pejuang Jihad Islam, gugur syahid dlm perang melawan pasukan Inggris di kota
Jenin
|
1935-1948
|
Berbagai pembunuhan massal
dilakukan oleh kelompok2 teroris Yahudi, dgn tujuan mengusir orang2 Palestina
dari tanah air mrk, untuk kemudian diduduki oleh para imigran Yahudi yg
didatangkan dari berbagai penjuru dunia.
|
29 Nov 1947
|
PBB meloloskan resolusi 181
tentang pembagian wilayah eks British Mandate of Palestine. Tujuannya adalah
untuk mengatasi konflik antara pemukim Yahudi dan Arab yang semakin tajam di
wilayah tersebut. Resolusi tersebut membagi wilayah ini menjadi dua negara.
Sebagian diperuntukkan bagi sebuah negara Yahudi, sebagain lagi bagi sebuah
negara Arab. Sementara kota Yerusalem berstatus Corpus Separatum yang tak
berada dalam kekuasaan negara Yahudi maupun Arab.
|
14 Mei 1948
|
Jam 4 sore, org2 Zionis
mendeklarasikan berdirinya Israel dan beberapa menit kemudian, AS menyatakan
pengakuannya thdp Israel.
|
15 Mei 1948
|
Era Mandat Inggris atas Palestina
berakhir.
|
15 Mei 1948
|
Negara2 Arab menolak deklarasi
Israel itu dan membentuk pasukan sekutu Arab (terdiri dari Suriah, Mesir,
Jordan, Lebanon, Irak). Pecahlah Perang Pertama Arab-Israel.
Hasil perang: wilayah Israel bertambah luas, termasuk menduduki
Yerusalem Barat. Mesir menguasai Jalur Gaza, Jordan menguasai Tepi Barat dan
Yerusalem Timur. Ribuan warga Palestina jadi pengungsi.
|
11 Mei 1949
|
PBB menerima Israel sebagai
anggota, dgn syarat Israel hrs menerima Resolusi 181 (isi: Israel hrs
menerima pendirian negara Palestina) dan Res 194 (isi: Israel hrs mengizinkan
para pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka). Resolusi ini tak
pernah dipatuhi, namun Israel tetap menjadi anggota PBB hingga kini.
|
Januari 1967
|
Perang 6 Hari Arab-Israel meletus,
Arab kalah, Israel menguasai seluruh Yerusalem , Tepi Barat, Jalur Gaza,
Sinai, Golan. Namun Mesir kemudian bersedia damai dgn Israel (mengakui
eksistensi Israel dgn imbalan pengembalian Sinai, Camp David 1978).
|
10 Nov 1975
|
PBB mengesahkan Resolusi 3379 yang
intinya menyatakan Rezim Zionis sebagai rezim rasialis.
|
18 Sept 1978
|
Perundingan Camp David antara
Mesir-Israel, dimediatori AS
|
26 Maret 1979
|
Penandatanganan akhir perjanjian
damai antara Anwar Sadat dan Menachem Begin, di Gedung Putih, disaksikan
Jimmy Carter.
|
31 Jan 1980
|
Parlemen Israel menetapkan
Yerussalem sbg ibu kota Israel, pdhl PBB menetapkan bhw kota itu adl zona
int’l
|
9 Des 1987
|
Intifadah I dimulai
|
30 Okt 1991
|
Dimulainya konferensi Madrid,
antara Zionis dgn Palestina yg diwakili oleh PLO
|
13 Sept 1993
|
Kesepakatan Oslo ditandatangani
Zionis-PLO. Isi: PLO diberi wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan
kota Ariha di Tepi Barat. Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel.
Ayatullah Khamenei, Rahbar Iran, terang2an menyebut ini sebagai ”tindakan bodoh”
Yaser Arafat.
|
1 Juli 1994
|
Arafat memasuki Gaza dalam rangka
mendirikan Otoritas Nasional Palestina (Palestinian National Authority;
selanjutnya disebut PNA).
|
17 Januari 1997
|
Perjanjian Al Khalil
ditandatangani Israel-PNA. Isi: 20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel,
sisanya diserahkan kpd PNA.
|
23 Okt 1998
|
Perjanjian Maryland ditandatangani
Israel-PNA. Isi: Israel menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA,
sebagai imbalan, PNA berjanji mengatasi masalah terorisme (teroris: istilah
yg dipakai Barat utk para pejuang HAMAS)
|
12 Des 1998
|
Pertemuan Majelis Nasional
Palestina digelar di Gaza. Pertemuan ini sudah di-setting AS dan Israel,
sehingga keputusannya: menghapus salah satu isi deklarasi nasional Palestina
yg menyebut ”menghapuskan Israel.”
|
22-24 Mei 2000
|
Tentara Zionis angkat kaki dari
wilayah Lebanon selatan stlh bercokol di sana selama 22 tahun. Selama itu
pula, tentara Hizbullah tak pernah henti berusaha mengusir Israel dan
akhirnya, Israel pun menarik pasukannya dari Lebanon. Kemenangan ini
menginspirasi rakyat Palestina.
|
28 Sept 2000
|
Intifadah Kedua dimulai (dipimpin
oleh HAMAS, sementara PNA alias eks-PLO selalu berusaha menghentikan gerakan
HAMAS. PNA telah menjadi alat bagi Israel utk memberangus perjuangan bangsa
Palestina)
|
22 Maret 2004
|
Pemimpin HAMAS, Syeikh Ahmad
Yasin, gugur syahid akibat teror Israel.
|
17 April 2004
|
Abdul Aziz Rantisi, pemimpin HAMAS
(pengganti Syeikh Ahmad Yasin) gugur syahid akibat teror Israel.
|
9 Juli 2004
|
Mahkamah Int’l menetapkan bhw
pembangunan Tembok Zionis adalah illegal, namun ketetapan ini tdk dihiraukan
Israel. Pembangunan tmbok terus dilanjutkan shg membentuk sebuah penjara
raksasa bagi banyak perkampungan Palestina.
|
26 Okt 2004
|
Gigihnya perjuangan Intifadah II
membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program penarikan mundur dari Jalur
Gaza, sambil merancang konspirasi lain. Antara lain: penarikan mundur ini
di-blow up media massa utk mengesankan bahwa Israel bersedia berdamai.
|
11 Nov 2004
|
Yaser Arafat tewas akibat diracuni
oleh Zionis
|
Sept 2005
|
Dimulainya penarikan mundur
tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah kemenangan para pejuang Palestina
setelah 38 tahun. Namun, hingga kini, Israel terus melancarkan serangan dan
teror ke Jalur Gaza.
|
Sumber :
http://dinasulaeman.wordpress.com/2007/11/04/tabel-sejarah-palestina/
http://alhikmah.ac.id/2011/sejarah-palestina-dan-rakyatnya-bag-ke-1-tanah-palestina/
No comments:
Post a Comment