Thursday, March 22, 2012

Sejarah Berdirinya Negara Palestina


Palestina adalah sebuah nama untuk menyebut wilayah Barat Daya negeri Syam. Sebuah wilayah yang terletak di bagian barat benua Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di titik strategis penting, karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika, di samping sebagai sentra yang mempertemukan wilayah dunia Islam.
Nama klasik yang terkenal untuk sebutan negeri ini adalah “tanah Kan’an”, karena yang pertama kali bermukim di sini yang dikenal dalam sejarah adalah bangsa Kan’an, mereka datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun S.M. Adapun nama Palestina sendiri diambil dari salah satu bangsa-bangsa pelaut, kemungkinan mereka datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad ke 12 S.M. Nama ini diketemukan diukiran Mesir dengan nama “Ba Lam Sin Ta, PLST”. Adapun penambahan Nun “N” kemungkinan untuk menunjukan kata plural atau jama’. Mereka bermukim di wilayah-wilayah pesisir dan berasimilasi dengan orang-orang Kan’an dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun orang-orang Kan’an memberikan nama buat tanah wilayah tersebut dengan nama mereka (orang-orang Palestina).
Mengenai bentuk dan batas-batas wilayah Palestina pada zaman dahulu belum dikenal secara konkrit seperti sekarang, kecuali pada masa penjajahan Inggris atas Palestina tahun 1920-1923. Dalam perjalanan sejarahnya, penetapan batas wilayah ini terkadang menyempit dan meluas, namun secara umum ada hal yang konstan tentang wilayah ini bahwa ia tetap terletak di antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Jordan sebagai bagian dari wilayah negeri Syam.

Sangat sulit menetapkan batas-batas wilayah Palestina secara historis, karena kajian yang kami lakukan di sini tidak mengarah kepada kajian yang bersifat tafsili daqiq (rinci dan detail). Namun demikian kami akan membahas sekilas tanda-tanda perkembangan historis terpenting bagi batas-batas ini. Pada masa Bizantium, dan sampai pertengahan abad IV masehi, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga daerah administratif, yaitu:
1.  Palestina I: Batas wilayah ini meliputi sebelah utara mulai dari selatan gunung Karmel dan padang Ibnu Ameer, sebelah selatan berupa garis yang membentang dari selatan Rafah ke arah timur sampai pertengahan Laut Mati. Perbatasan timur wilayah ini meliputi bagian-bagian timur Yordania, garis perbatasannya melewati selatan Bisan dan membelah sungai Yordan yang mengelilingi wilayah antara Ajlon untuk sebelah utara dan ujung Laut Mati untuk sebelah tenggara. Yang menjadi jantung Palestina I ketika itu adalah kota Qasariyah yang meliputi kota al Quds, Nablus, Yafa, Gaza dan Asqalan.
2.  Palestina II: Wilayah ini meliputi pegunungan el Jalil, Maraj Ibn Ameer dan dataran-dataran tinggi yang membentang ke arah timur dari danau Thabriyah, yakni wilayah-wilayah bagian timur Yordania dan Suriyah sekarangn ini.
3.  Palestina III: Wilayah ini mencakup daerah-daerah yang terletah di sebelah selatan garis Rafah – Laut Mati, sampai Teluk Aqabah. Wilayah ini berpusat di kota al-Betraa yang sekarang ini terletak di wilayah bagian timur Yordania.1
Ketika Palestina masuk di bawah pemerintahan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab radiyallahu ‘anhu maka dianggap sebagai bagian dari negeri Syam. Saat itu negeri Islam dibagi menjadi tujuh wilayah, dan Syam adalah salah satu dari ketujuh wilayah tersebut. Pada masa khulafaur Rasyidin, secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa kota administratif, yakni kota administratif Himsh, Damaskus, Palestina dan Yordania.
Sedang pada masa kekhalifahan Bani Umayah ditambah kota administratif yang kelima, yaitu kota administratif Qanisrain. Wilayah kota administratif Palestina membentang dari Rafah yang berbatasan dengan Sinai sampai ke el Lajun, yaitu sebuah kota yang terletak setelah 18 kilometer barat laut kota Jenin. Wilayah administratif Palestina beribukotakan Alladu sampai akhirnya Sulaiman bin Abdul Malik menjadi wali wilayah ini pada masa kekhalifahan saudaranya, Khalifah Alwalid bin Abdul Malik, pada tahun 86 – 97 Hijriah. Kemudian Sulaiman memerintahkan pembangunan kota Remlah yang kemudian menjadi ibukota wilayah ini.
Selanjutnya Palestina menjadi wilayah yang terlepas berdiri sendiri pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, yaitu setelah masa pemerintahan Abu Abbas al Sifah dengan Remlah tetap menjadi sentral pemerintahan. Setelah terlepas berdiri sendiri, Palestina terbagi menjadi 12 Kurah (kota). Yaitu Remlah, Eilia (al Quds), Amwas, Alladdu, Yabna, Yafa, Qaisariya, Nablus, Sabastiyan, Asqalan, Gaza, Beit Jabrain serta bergabung ke dalamnya wilayah pinggiran, Zagar, Diyar Qaum, Lud, Syara dan pegunungan hingga Aila di Teluk Aqabah.
Adapun kota administratif Yordania, berdasarkan fakta-fakta kontemporer, sekarang ini menjadi bagian wilayah timur Yordania, wilayah utara Palestina dan selatan Lebanon. Ketika itu, Yordania merupakan kota anministratif terkecil dari negeri Syam yang berpusat (ibukota) Thabriya, yang terdiri dari 13 Kurah. Yaitu Thabriya, Samira, Bisan, Fuhl, Jursy, Beit Ras, Jadr, Abil, Susiya, Shafwariya, Aka, Qadas (utara Shafad) dan Shur.
Pada masa pemerintahan Mamalik (th 1250 – 1517), secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa wilayah perwakilan (niyabah). Wilayah Palestina terdiri dari tiga niyabah, yaitu Shafad, al Quds dan Gaza. Niyabah Shafad meliputi wilayah dari utara Palestina dan selatan Lebanon sampai ke sungai Lithani. Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di Syam (th 1516 – 1918), negeri ini terbagi menjadi tiga iyalah (distrik), yaitu iyalah Damaskus, Halb dan Tharablus. Setiap iyalah terdiri dari beberapa daerah administratif yang disebut sanajiq. Ketika itu sanajiq Nablus, Gaza, al Quds, Lajun dan Shafad berada dalam iyalah Damaskus. Sanajiq Nablus meliputi bagian-bagian wilayah timur Yordania. Ketika dibentuk iyalah baru Shaida pada tahun 1660, masuk dalam distrik ini wilayah Shafad yang kemudian sentral pemerintahan berpindah  ke Aka pada tahun 1777. Setelah itu turut bergabung dalam iyalah Shaida kota al Quds, Nablus dan Balqa. Dan ketika terbit sistem kewilayahan baru pada tahun 1864 iyalah Shaida bergabung dalam wilayah (propinsi) Suriah. Dan ketika dibentuk wilayah (propinsi) Beirut pada tahun 1887, Aka, Balqa dan tiga kota lainya pisah dari wilayah Suriah membentuk propinsi-propinsi (wilayah) baru. Wilayah Beirut membentang sampai penghujung jalan antara Nablus dan al Quds, yang mencakup kota Aka dan Balqa yang berpusat di Nablus yang meliputi pinggiran Jenin, Bani Sha’b, Jamain dan Salth. Saat itu kota Aka mencakup pinggiran Haifa, Nashira, Thabriya dan Shafad. Wilayah-wilayah utara Palestina ini masih tetap menjadi bagian wilayah Beirut sampai  tahun 1914. Sedangkan distrik al Quds, melihat dari urgensi dan kekhawatiran Daulah Utsmaniyah dari ketamakan zionis Yahudi, serta masuknya campur tangan negara asing dalam urusan al Quds, pihak daulah memisahkannya dari Propinsi Suriah, dan dinyatakan sebagai wilayah otonomi yang berdiri sendiri dan langsung terikat oleh pemerintah pusat sejak tahun 1874. Wilayah ini meliputi bagian tengah dan selatan Palestina, yang diikuti wilayah pinggiran al Quds, Yafa, Gaza dan Hebron (al Khalil). Pada tahun 1909 dibangun pinggiran Bi’r Sebaa yang sebelumnya merupakan bagian dari pinggiran Gaza. Melihat kuatnya kekuasaan al Quds, beberapa kali terjadi penggabungan wilayah Nablus (Balqa’) juga pinggiran Nashira selama tahun 1906 – 1909. Kekuasaan otonomi al Quds ini terus berlanjut hingga akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah.2
Dari pembahasan yang agak melebar tentang batas-batas geografis Palestina ini, kami sebenarnya hanya ingin menegaskan beberapa makna:
  • Bahwa penamaan Palestina adalah penamaan sudah ada sejak lama (klasik). Yang secara ghalib meliputi daerah antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Yordan.
  • Bahwa Palestina adalah wilayah bagian dari negeri Syam. Karenanya, pembagian wilayah secara administratif, penamaan wilayah-wilayah, perluasan sebagian wilayah dan penyempitan sebagian yang lain, tidak pernah mempengaruhi perasaan penduduk aslinya, bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari umat Islam yang utuh. Bahwa loyalitas mereka kepada pemerintah takkan pernah goyah selama pemerintahnya adalah muslim.
  • Bahwa pembagian wilayah secara administratif tidak lain hanyalah pembagian secara tekhnis belaka, untuk membudahkan kontrol yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah dalam rangka mengelolah propinsi-propinsi yang ada. Bahwa perubahan itu tidak memberikan dampak sensitif apapun pada masyarakat umum. Bahwa perubahan ini terjadi sebagaimana terjadi pada negeri manapun saat ini. Mulai dari perluasan, penyempitan atau penamaan kembali terhadap propinsi-propinsi, distrik dan yang sejenisnya tanpa harus merombak esensi kehidupan manusia. Oleh karena itu, hal yang alami apabila wilayah utara Palestina menjadi bagian kota Yordania, juga wilayah-wilayah timur Yordania menjadi bagian Palestina. Kemudian wajar juga bila terjadi wilayah-wilayah utara Palestina menjadi bagian wilayah (propinsi) Beirut, atau kota Nablus menjadi pusat propinsi Balqa’, dan seterusnya.
  • Bahwa perasaan dan wawasan sempit dan terkungkung tidak pernah terjadi di antara mayarakat negeri Syam (dan kaum muslimin secara umum). Bahwa kebebasan untuk berpindah-pindah, bergerak, bermukim, bekerja dan kepemilikan adalah hal yang wajar dan alami yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat negeri Syam tanpa ada perasaan sempit dan terikat.
  • Bahwa pembatasan-pembatasan berdasarkan territorial serta status kebangsaan berdasarkan domisili wilayah sangat jauh dari kehidupan masyarakat muslim sepanjang masa pemerintahan Islam sampai akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. Benih-benih kebangsaan dan nasionalisme sempit tidak pernah tumbuh kecuali setelah jaman penjajahan Barat. Namun sayang sekali hal itu tidak mengakar, kecuali dengan munculnya negara-negara domestik Arab dan negara-nagara Islam yang berdiri sendiri.
Telah menjadi kebiasaan orang-orang Arab menyebut tanah Palestina dengan nama Suriah Selatan. Ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa Palestina merupakan bagian dari Suriah (negeri-negeri Syam). Pada masa pemerintahan Arab di Damaskus (sejak awal Oktober 1917 sampai Juli 1920), Palestina – meskipun dijajah Inggris – menjadi perwakilan dalam muktamar umum Suriah. Bahkan surat kabar Arab yang pertama kali terbit setelah penjajahan Inggris mengusung nama Suriah Selatan (Suriya al Janubiyah). Kebanyakan tokoh-tokoh Palestina berada di Suriah (Damaskus), diantaranya adalah para wakil dalam muktamar Suriah yang memproklamirkan kemerdekaan Suriah pada tanggal 8 Maret 1920. Nama ini tidak pernah lenyap dari Palestina kecuali setelah pertempuran Meislon, penjajahan Perancis atas Suriah dan jatuhnya pemerintahan Arab di Suriah pada Juli 1920.3
Di bawah kolonialisme Inggris, perbatasan antara Palestina dengan Lebanon di satu pihak dan Lebanon dengan Suriah di pihak lain. Ini berdasarkan perjanjian Inggris – Perancis yang diadakan pada 23 Desember 1920, yang kemudian ada beberapa perubahan pada tahun 1922 -1923. Adapun perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania ditetapkan oleh perutusan Palestina dan wilayah timur Yordania pada awal September tahun 1922. Dengan penetapan perbatasan ini, maka luas wilayah Palestina mencapai 27009 kilometer persegi, yang membentang antara garis 29 300 dan 33 150 lintang utara, dan antara garis 34 150 dan 35 400 bujur timur. Panjang perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania mencapai 360 kilometer, dengan Suriah mencapai 70 kilometer, dengan Lebanon mencapai 79 kilometer dan dengan Mesir mencapi 210 kilometer. Sedang pantai Palestina di Laut Tengah panjangnya mencapai 224 kilometer.


5000-3000SM
Bermukimnya kaum Arab Kan’an di kawasan Palestina dan kawasan itu dinamai “Tanah Kan’an”
3000-2500SM
Bermukimnya kabilah2 Arab Amuri di Kan’an
1805 SM
Nabi Ibrahim hijrah dari Irak ke Kan’an
1606 SM
Migrasi keturunan Nabi Ibrahim dari Kan’an ke Mesir
Catatan: keturunan Nabi Ibrahim ada dua, Ismail dan Ishaq. Keturunan Nabi Ismail ber-ras Arab (dan berujung pada Nabi Muhammad), dan keturunan Nabi Ishaq ber-ras Yahudi
1300 SM
Hijrahnya bangsa Palestina dari kepulauan Kert dan Lautan Egee (di Mediterania, antara semenanjung Balkan dan Anatoli/Asia Kecil) ke kawasan Kan’an, dan mereka bercampur dgn orang2 Arab asli penghuni Kan’an, lalu akhirnya kawasan itu berubah nama menjadi Palestina.
985 SM
Berdirinya kerajaan Nabi Daud (ras: Yahudi)
933 SM
Berakhirnya kerajaan Nabi Sulaiman (ras: Yahudi) dan terpecah2nya kerajaan ini.
732 SM
Dinasti Assuria (Irak) berkuasa di Palestina
608 SM
Bangsa Mesir berkuasa di Palestina
605 SM
Berkuasanya Caldea (dari jazirah Arab) di kawasan Syam (termasuk Palestina)
586 SM
Kekuasaan Caldea runtuh dan 5000 Yahudi diasingkan ke Babilonia (Irak)
538 SM
Cyrus, Kaisar Persia, berkuasa di Syam (yang meliputi juga Palestina)
332 SM
Alexander Macedonia menyerang Palestina
63 SM
Masuknya orang Romawi ke Palestina
135 M
Pemberontakan kaum Yahudi ditumpas oleh pasukan Romawi
267 M
Pendudukan Palestina oleh Ratu Zanubia dari Kerajaan Tadmur (Palmyre, di kawasan Syam)
272 M
Kekuasaan Tadmur berakhir dan Romawi kembali berkuasa di Palestina
614 M
Palestina dikuasai oleh Khousru Parviz, raja Iran dari dinasti Sasania
628 M
Romawi kembali berkuasa di Palestina
634-636 M
Masa penaklukan wilayah Palestina oleh pasukan muslim
636-1099 M
Pemerintahan Islam berkuasa di Palestina silih berganti, mulai dari Umawiyah, Abbasiah, hingga Fathimiah.
1099M
Pasukan Salib menyerang Palestina
1188 M
Perang Hathin antara pasukan muslim di bawah pimpinan Salahuddin Al Ayyubi melawan pasukan Salib
1260 M
Perang antara Dinasti Mamaluk (Mesir, penerus kekuasaan Al Ayyubi) melawan pasukan Tatar (Mongol)
1291 M
“Pembersihan akhir” pasukan Salib dari wilayah Palestina oleh pasukan Mamaluk
1516 M
Dimulainya pemerintahan Ottoman di Palestina dan kawasan2 Arab di sekitar Palestina, berlangsung hingga 400 tahun kemudian
1914-1917 M
Perang Dunia I meletus dan berakhir dgn kekalahan imperium Ottoman, wilayah kekuasaan Ottoman pun dibagi2 oleh Inggris dan Perancis. Palestina menjadi ’jatah’ Inggris.
2 Nov 1917
Deklarasi Balfour dirilis. Isi: dukungan Inggris bagi pembentukan negara Israel di kawasan Palestina.
Januari 1918
Seluruh kawasan Palestina jatuh ke tangan pasukan Sekutu yg dipimpin Jenderal Allenby (asal Inggris, keturunan Yahudi). Di kota Al Quds, dia mengucapkan kalimat, ”Hari ini, perang salib telah berakhir.”
1 Januari 1920
Kantor pemerintahan Inggris di Palestina (British Mandate of Palestine) berdiri, Komisi Tinggi-nya adl Herbert Samuel (keturunan Yahudi)
30 Januari 1922
Kongres AS menyetujui dukungan trhdp pendirian Israel di Palestina (disebut sebagai Deklarasi Balfour-Amerika)
23-29 Agts 1929
Pemberontakan org2 Palestina, memprotes aksi kekerasan pemuda2 Yahudi. Dikenal sebagai ”Kebangkitan Dinding Ratapan”.
20 Nov 1935
Izzudin Qassam, pemimpin kelompok pejuang Jihad Islam, gugur syahid dlm perang melawan pasukan Inggris di kota Jenin
1935-1948
Berbagai pembunuhan massal dilakukan oleh kelompok2 teroris Yahudi, dgn tujuan mengusir orang2 Palestina dari tanah air mrk, untuk kemudian diduduki oleh para imigran Yahudi yg didatangkan dari berbagai penjuru dunia.
29 Nov 1947
PBB meloloskan resolusi 181 tentang pembagian wilayah eks British Mandate of Palestine. Tujuannya adalah untuk mengatasi konflik antara pemukim Yahudi dan Arab yang semakin tajam di wilayah tersebut. Resolusi tersebut membagi wilayah ini menjadi dua negara. Sebagian diperuntukkan bagi sebuah negara Yahudi, sebagain lagi bagi sebuah negara Arab. Sementara kota Yerusalem berstatus Corpus Separatum yang tak berada dalam kekuasaan negara Yahudi maupun Arab.
14 Mei 1948
Jam 4 sore, org2 Zionis mendeklarasikan berdirinya Israel dan beberapa menit kemudian, AS menyatakan pengakuannya thdp Israel.
15 Mei 1948
Era Mandat Inggris atas Palestina berakhir.
15 Mei 1948
Negara2 Arab menolak deklarasi Israel itu dan membentuk pasukan sekutu Arab (terdiri dari Suriah, Mesir, Jordan, Lebanon, Irak). Pecahlah Perang Pertama Arab-Israel.
Hasil perang: wilayah Israel bertambah luas, termasuk menduduki Yerusalem Barat. Mesir menguasai Jalur Gaza, Jordan menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Ribuan warga Palestina jadi pengungsi.
11 Mei 1949
PBB menerima Israel sebagai anggota, dgn syarat Israel hrs menerima Resolusi 181 (isi: Israel hrs menerima pendirian negara Palestina) dan Res 194 (isi: Israel hrs mengizinkan para pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka). Resolusi ini tak pernah dipatuhi, namun Israel tetap menjadi anggota PBB hingga kini.
Januari 1967
Perang 6 Hari Arab-Israel meletus, Arab kalah, Israel menguasai seluruh Yerusalem , Tepi Barat, Jalur Gaza, Sinai, Golan. Namun Mesir kemudian bersedia damai dgn Israel (mengakui eksistensi Israel dgn imbalan pengembalian Sinai, Camp David 1978).
10 Nov 1975
PBB mengesahkan Resolusi 3379 yang intinya menyatakan Rezim Zionis sebagai rezim rasialis.
18 Sept 1978
Perundingan Camp David antara Mesir-Israel, dimediatori AS
26 Maret 1979
Penandatanganan akhir perjanjian damai antara Anwar Sadat dan Menachem Begin, di Gedung Putih, disaksikan Jimmy Carter.
31 Jan 1980
Parlemen Israel menetapkan Yerussalem sbg ibu kota Israel, pdhl PBB menetapkan bhw kota itu adl zona int’l
9 Des 1987
Intifadah I dimulai
30 Okt 1991
Dimulainya konferensi Madrid, antara Zionis dgn Palestina yg diwakili oleh PLO
13 Sept 1993
Kesepakatan Oslo ditandatangani Zionis-PLO. Isi: PLO diberi wilayah otonomi, yaitu 60% dari Jalur Gaza dan kota Ariha di Tepi Barat. Imbalannya, PLO mengakui eksistensi Israel. Ayatullah Khamenei, Rahbar Iran, terang2an menyebut ini sebagai ”tindakan bodoh” Yaser Arafat.
1 Juli 1994
Arafat memasuki Gaza dalam rangka mendirikan Otoritas Nasional Palestina (Palestinian National Authority; selanjutnya disebut PNA).
17 Januari 1997
Perjanjian Al Khalil ditandatangani Israel-PNA. Isi: 20% wilayah Al Khalil tetap dikuasai Israel, sisanya diserahkan kpd PNA.
23 Okt 1998
Perjanjian Maryland ditandatangani Israel-PNA. Isi: Israel menyerahkan sebagian wilyah di Tepi Barat kepada PNA, sebagai imbalan, PNA berjanji mengatasi masalah terorisme (teroris: istilah yg dipakai Barat utk para pejuang HAMAS)
12 Des 1998
Pertemuan Majelis Nasional Palestina digelar di Gaza. Pertemuan ini sudah di-setting AS dan Israel, sehingga keputusannya: menghapus salah satu isi deklarasi nasional Palestina yg menyebut ”menghapuskan Israel.”
22-24 Mei 2000
Tentara Zionis angkat kaki dari wilayah Lebanon selatan stlh bercokol di sana selama 22 tahun. Selama itu pula, tentara Hizbullah tak pernah henti berusaha mengusir Israel dan akhirnya, Israel pun menarik pasukannya dari Lebanon. Kemenangan ini menginspirasi rakyat Palestina.

28 Sept 2000
Intifadah Kedua dimulai (dipimpin oleh HAMAS, sementara PNA alias eks-PLO selalu berusaha menghentikan gerakan HAMAS. PNA telah menjadi alat bagi Israel utk memberangus perjuangan bangsa Palestina)
22 Maret 2004
Pemimpin HAMAS, Syeikh Ahmad Yasin, gugur syahid akibat teror Israel.
17 April 2004
Abdul Aziz Rantisi, pemimpin HAMAS (pengganti Syeikh Ahmad Yasin) gugur syahid akibat teror Israel.
9 Juli 2004
Mahkamah Int’l menetapkan bhw pembangunan Tembok Zionis adalah illegal, namun ketetapan ini tdk dihiraukan Israel. Pembangunan tmbok terus dilanjutkan shg membentuk sebuah penjara raksasa bagi banyak perkampungan Palestina.
26 Okt 2004
Gigihnya perjuangan Intifadah II membuat Israel kewalahan dan mengesahkan program penarikan mundur dari Jalur Gaza, sambil merancang konspirasi lain. Antara lain: penarikan mundur ini di-blow up media massa utk mengesankan bahwa Israel bersedia berdamai.
11 Nov 2004
Yaser Arafat tewas akibat diracuni oleh Zionis
Sept 2005
Dimulainya penarikan mundur tentara Israel dari Jalur Gaza. Inilah kemenangan para pejuang Palestina setelah 38 tahun. Namun, hingga kini, Israel terus melancarkan serangan dan teror ke Jalur Gaza.


Sumber :
http://dinasulaeman.wordpress.com/2007/11/04/tabel-sejarah-palestina/
http://alhikmah.ac.id/2011/sejarah-palestina-dan-rakyatnya-bag-ke-1-tanah-palestina/

No comments:

Post a Comment